IMPARSIALNEWS.COM – Warga Madura Tolak Kenaikan Tarif Kapal Penyeberangan ke Surabaya
Warga Madura Geram, Tolak Kenaikan Tarif Kapal Penyeberangan Surabaya
Kenaikan tarif kapal penyeberangan Ujung-Kamal yang menghubungkan Madura dengan Surabaya menuai protes keras dari warga Madura. Kenaikan yang dianggap signifikan ini memberatkan masyarakat, terutama para pekerja dan pedagang yang bergantung pada transportasi laut ini untuk beraktivitas sehari-hari.
Menurut warga, kenaikan tarif yang mencapai angka tertentu dirasa tidak sebanding dengan peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan. Mereka mengeluhkan fasilitas yang masih kurang memadai, jadwal yang sering tidak tepat waktu, serta kurangnya perhatian terhadap keamanan penumpang.
"Kenaikan ini sangat memberatkan kami. Padahal, pendapatan kami tidak seberapa. Kalau tarif naik terus, bagaimana kami bisa mencari nafkah di Surabaya?" ujar salah seorang pedagang asal Bangkalan yang sering menggunakan jasa penyeberangan tersebut.
Penolakan kenaikan tarif ini bukan tanpa alasan. Bagi warga Madura, kapal penyeberangan Ujung-Kamal merupakan urat nadi perekonomian. Banyak dari mereka yang bekerja, berdagang, atau menempuh pendidikan di Surabaya. Kenaikan tarif secara otomatis akan meningkatkan biaya hidup dan mengurangi daya saing mereka.
Berbagai aksi protes mulai dilakukan, mulai dari demonstrasi kecil-kecilan di sekitar pelabuhan hingga penggalangan petisi online. Warga menuntut pemerintah dan pihak terkait untuk meninjau kembali kebijakan kenaikan tarif tersebut dan mempertimbangkan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat Madura.
Mereka berharap, pemerintah lebih bijak dalam mengambil keputusan dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak. Warga Madura menginginkan tarif yang terjangkau, pelayanan yang berkualitas, dan transportasi laut yang aman dan nyaman. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, bukan tidak mungkin aksi protes akan semakin meluas dan mengganggu aktivitas penyeberangan.